TIMES SANGATTA, JAKARTA – Sebanyak 216 narapidana di penjara distrik Malir di Karachi, Pakistan, kabur saat mereka akan dievakuasi ke tempat yang aman akibat gempa bumi di Karachi, Rabu (4/6/2025) dini hari tadi, 94 diantaranya sampai sore ini berhasil ditangkap kembali.
"Hingga sore ini 122 narapidana masih dinuatakan buron, dan operasi pengejaran terus dilakukan untuk menangkap mereka," kata para pejabat di Karachi.
Saat para narapidana itu dikumpulkan di halaman kompleks penjara Malir, tiba-tiba beberapa diantara mereka menyerang penjaga dan merebut senjata, terjadi kekacauan dan 216 diantaranya kemudian kabur.
Sempat terjadi saling tembak antara petugas sipir penjara Malir dengan para narapidana yang kabur sebelum fajar dengan membawa senjata itu. Satu diantaranya tewas tertembak.
Sampai siang ini 94 narapidana diantaranya telah ditangkap kembali. Kini polisi sedang mencari narapidana yang melarikan diri lainnya.
Selain seorang narapidana tewas, tiga petugas penjara juga terluka dalam baku tembak itu. Pihak berwenang mendesak narapidana yang melarikan diri itu untuk menyerah, dengan peringatan akan potensi tuduhan teror.
Para pejabat mengatakan, pada awalnya para narapidana itu dievakuasi dari sel mereka sebagai tindakan pengamanan menyusul serangkaian gempa bumi ringan di daerah tersebut.
Tetapi kekacauan meletus ketika sekelompok narapidana menyerang para penjaga, merampas senjata mereka, dan kemudian melarikan diri.
Menurut pejabat senior kepolisian, Kashif Abbasi, 216 narapidana kabur dari penjara Malir sebelum fajar. Ia membenarkan bahwa 94 dari mereka telah ditangkap.
Tim polisi telah melakukan penggerebekan untuk menemukan sisanya. "Tidak ada seorang pun yang dihukum atau diadili sebagai militan diantara mereka yang melarikan diri," kata Abbasi.
Evakuasi terkendali dengan keamanan tinggi
Pelarian itu menyebabkan baku tembak yang menewaskan satu narapidana dan melukai tiga personel keamanan. "Situasi telah terkendali," tambah Abbasi.
Menteri Dalam Negeri Sindh, Ziaul Hassan, menjelaskan bagaimana pembobolan penjara itu terjadi.
Para narapidana telah dipindahkan dari sel mereka karena gempa. Saat mereka masih di luar, beberapa narapidana menyerang para penjaga dan melarikan diri dari tempat itu setelah melepaskan tembakan.
Kepala Penjara Arshad Shah mengatakan para tahanan yang kabur menuju ke daerah permukiman terdekat.
Warga melaporkan bahwa polisi kemudian menggunakan pengeras suara masjid untuk memperingatkan mereka tentang tahanan yang kabur dan meminta bantuan untuk mengidentifikasi dan melaporkan mereka.
Kepala Menteri Sindh Murad Ali Shah menyampaikan seruan di televisi, mendesak para tahanan yang melarikan diri untuk menyerahkan diri. "Mereka hanya terlibat dalam kejahatan kecil hingga saat itu," katanya.
"Namun, mereka bisa menghadapi tuduhan terorisme jika ditangkap oleh polisi atas tuduhan melarikan diri dari penjara."
Meskipun pelarian dari penjara telah terjadi selama pemindahan pengadilan di Pakistan, pelarian massal seperti itu dari dalam tembok penjara jarang terjadi.
Karachi telah mengalami beberapa gempa bumi dalam 24 jam terakhir, dengan kekuatan berkisar antara 2,6 hingga 3,4, menurut Pusat Pemantauan Seismik Nasional.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Memanfaatkan Situasi Gempa, 216 Narapidana di Pakistan Kabur, 94 Ditangkap Kembali
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |