TIMES SANGATTA, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan akan melakukan penelitian menyeluruh terkait keberadaan menhir di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat pada tahun ini.

Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN, Herry Yogaswara, menyatakan bahwa pembicaraan antara BRIN dengan pemerintah provinsi dan kabupaten telah terjadi

"Sudah ada pembicaraan antara BRIN dengan pemerintah provinsi dan kabupaten. Bahkan nota kesepahaman sinergisnya juga sudah ditandatangani," kata Herry Yogaswara di Padang, Jumat (10/5/2024).

Merujuk kepada nota kesepahaman yang ditandatangani kedua pihak, Herry juga memastikan sudah ada lampiran untuk dilakukan kajian mendalam terkait menhir di Kabupaten Limapuluh Kota.

Meskipun demikian, eksekusi penelitian masih menunggu kepastian dana dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

"Kegiatannya (penelitian) memang belum dieksekusi dan mungkin dilakukan pada tahun 2024 ini," kata dia.

Herry menjelaskan, salah satu tujuan utama penelitian tersebut untuk mengetahui usia sebenarnya dari gugusan menhir yang tersebar di Nagari Maek, Kabupaten Limapuluh Kota. Dalam penelitian itu, para peneliti akan menggunakan metode radiocarbon dating untuk membuktikan usia sejarahnya.

"Kami berencana untuk berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memiliki keahlian di bidang paleoantropologi," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi, mengungkapkan bahwa pada 1985, peneliti dari UGM pernah melakukan penelitian di situs tersebut. Sampel-sampel seperti gigi, tengkorak, dan tanah telah dibawa untuk penelitian lebih lanjut.

Namun, kata dia, hingga saat ini hasil penelitian tersebut masih belum membuahkan hasil. Supardi mengaku juga sudah menyambangi UGM untuk memastikan sampel yang dibawa itu.

BRIN akan mengambil langkah lanjut dengan melakukan radiocarbon dating untuk mengungkapkan misteri usia sebenarnya dari menhir yang menjadi peninggalan sejarah di Nagari Maek, Kabupaten Limapuluh Kota. (*)