TIMES SANGATTA, MALANG – Di ujung pegunungan Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, di balik pepohonan rindang dan jalan setapak yang berliku, tersimpan surga tersembunyi yang belum banyak terjamah wisatawan. Coban Siuk, air terjun mungil dengan gemercik deras hembusan air, mampu menghapus rasa lelah akibat hiruk-pikuk kota. Pesona alamnya yang menyejukkan mata membuat siapa pun merasa jatuh cinta untuk kedua kalinya.
Tak hanya kaya akan budaya dan sejarah, Kota Malang juga menyimpan beragam keindahan alam yang jarang tersorot kamera. Coban Siuk contohnya. Alam yang seolah bergerak menyambut setiap tamu dengan lambaian dedaunan, sementara udara segar memeluk hangat pengunjung seakan memamerkan kemegahan semesta. Nuansa asri yang teduh sanggup membuat siapa pun terkesima.
Nuansa Berenang di Coban Siuk, Sejuk dan Segar. (FOTO: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)
Perjalanan menuju Coban Siuk adalah suguhan tersendiri. Jalan berkelok diapit hamparan kebun kopi, sawah bertingkat, dan deretan hutan pinus, membuat mata tak lelah menoleh ke kanan-kiri. Sesampainya di lokasi, paru-paru terasa lebih lega oleh udara yang terjaga kemurniannya. Derasnya air jatuh dari ketinggian membumbui rasa nyaman saat berada di sana, kicauan burung seolah menjadi lagu yang paling merdu kala itu.
Bagi Gugus, mahasiswa semester akhir yang memutuskan rehat di Coban Siuk, kunjungan ini menjadi momen yang membekas. “Saya sangat menyesal baru tahu ada tempat sebagus ini,” ujarnya.
Selain panorama alamnya, Coban Siuk juga menyajikan kolam alami yang terbentuk dari tumpukan batu. Di samping air terjun yang eksotis, pengunjung dapat berenang dan merasakan dinginnya air pegunungan.
Keindahan Coban Siuk yang Memberi ketenangan. (FOTO: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)
Berjarak sekitar 48 menit dari Stasiun Blimbing, Coban Siuk tergolong destinasi wisata yang ramah di kantong. Cukup membayar Rp15.000 untuk satu motor, pengunjung sudah mendapat fasilitas lengkap mulai dari area parkir, gazebo, warung makan, toilet, hingga mushollah.
Coban Siuk bukan sekadar destinasi wisata, melainkan tempat di mana alam dan ketenangan berpadu menjadi satu. Di sini, setiap tetes air yang jatuh mengajarkan arti jeda, dan setiap hembusan angin mengingatkan bahwa hidup perlu sesekali melambat. Jadi, jika raga dan pikiran mulai penat, biarkan Coban Siuk menjadi pelabuhan sementara. (*)
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |